
IDS (Intrusion Detection System) adalah sebuah aplikasi
perangkat lunak atau perangkat keras yang dapat mendeteksi aktivitas yang
mencurigakan dalam sebuah sistem atau jaringan. IDS digunakan
untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan dalam sebuah sistem atau jaringan. Intrusion
Detection System (IDS) membantu pengguna dalam memonitor dan menganalisa gangguan pada keamanan
jaringan. Fungsi IDS yakni IDS merupakan security tools yang dapat digunakan untuk menghadapi aktivitas hackers. IDS ini mampu memberikan peringatan kepada administrator apabila terjadi suatu serangan atau penyalahgunaan di dalam jaringan, bahkan peringatan itu dapat pula menunjukkan alamat IP dari sebuah sistem penyerang. Intrusion
Detection System yang
nantinya akan disebut
IDS merupakan usaha mengidentifikasi adanya penyusup yang memasuki
sistem tanpa otorisasi (misal cracker) atau seorang user
yang sah tetapi
menyalahgunakan priviliges sumber daya
sistem. Intrusion Detection System
(IDS) atau Sistem
Deteksi Penyusupan adalah
sistem komputer (bisa merupakan kombinasi software dan hardware) yang
berusaha melakukan deteksi
penyusupan. IDS
akan melakukan pemberitahuan saat
mendeteksi sesuatu yang dianggap
sebagai mencurigakan atau tindakan ilegal.
Deteksi penyusupan (Intrusion Detection) adalah aktivitas untuk mendeteksi
penyusupan secara cepat dengan menggunakan program khusus. Program yang
digunakan untuk pendeteksian disebut sebagai IDS (Intrusion Detection System).
Tipe
Dasar IDS adalah :
1. Rule-based systems, berdasarkan atas database dari tanda penyusupan atau
serangan yang telah dikenal. Jika IDS mendeteksi Kemudian lintas sesuai dengan
data dari database, maka pendeteksian tersebut langsung dikategorikan sebagai
penyusupan.
2. Adaptive systems, sama seperti Rule-based tetapi ditambah dengan teknik lain
yaitu membuka kemungkinan untuk mendeteksi metode penyusupan yang baru.
Cara Kerja IDS
Snort IDS merupakan IDS open source yang secara defacto menjadi standar IDS di
industri. Snort dapat diimplementasikan
dalam jaringan yang multiplatform, salah satu kelebihannya adalah mampu mengirimkan
alert dari mesin Unix atupun Linux ke platform Microsoft Windows dengan melalui
SMB. Snort dapat berkerja dalam 3 mode yaitu sniffer mode (penyadap), packet logger
dan network intrusion detection mode.
Adapun cara kerja snort yakni :
Cara Kerja Snort
Metodologi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan keamanan sebuah jaringan adalah dengan membuat sebuah sistem
kemanan yang dapat membaca serangan baik dari dalam maupun luar. Dengan adanya
Intrusin Detection System ini dapat mengatasi masalah yang dihadapi pada jaringan lokal.
Dengan adanya IDS tersebut maka dapat dibangun sebuah topologi yang dapat membantu
kinerja dari segi keamanan, infrastruktur dan lainnya. IDS ini sendiri juga berfungsi meningkatkan kinerja dan juga estabilitas kerja dari keamanan sistem itu sendiri. Uraian
kerja akan dijelaskan di dalam kerangka kerja yang nantinya menjelaskan prosedur
maupun langkah – langkah yang akan dihadapi dalam membangun atau mengukur
Intrusion Detection System ini. Tahap awal adalah menganalisa dan merancang apa
saja yang dibutuhkan dalam pembangunan IDS ini. Lalu dilanjutkan dengan pengujian
beserta membuat laporan hasil kinerja dari IDS tersebut dalam sebuah tabel.
Kerangka Kerja
Untuk perancangan topologi Intrusion Detection System hampir sama seperti
dengan topologi yang hampir banyak digunakan. Dalam hal ini, Cloud computing
mempunyai satu master dan beberapa node / client / slave yang nantinya akan di-manage
oleh master Cloud. Virtual machine disini digunakan sebagai fasilitator untuk
membangun dan mengukur kinerja performance dari cloud. Hampir keseluruhan
perusahaan besar sudah menerapkan Cloud sejak awal komputasi mereka dibangun.
Pada skenario pengujian IDS berbasis Snort ini, akan dilakukan simulasi percobaan
penyerangan (attack) dengan melakukan serangan Denial of Service (DoS attack).
Serangan ini pada dasarnya merupakan suatu aktivitas dengan tujuan utama
menghentikan atau meniadakan layanan sistem atau jaringan komputer sehingga
pengguna tidak dapat menikmati fungsionalitas dari layanan tersebut. Contoh dari
serangan denial of service yang digunakan dalam pengujian ini adalah dengan melakukan
UDP (User Datagram Protocol) flooding. UDP flooding terjadi setelah jaringan
“dibanjiri” dengan paket – paket UDP yang menyerang ke port – port secara random, atau
menyerang ke port tertentu yang rentan terhadap serangan.
IDS
(Intrusion Detection
System) dapat disimpulkan bahwa penggunaan sistem ini
dapat mempermudah mendeteksi jaringan yang termasuk illegal (berbahaya untuk
sebuah sistem operasi), mencegah kehilangan data dan informasi. Dengan adanya
snort IDS (Instruction Detection System) dapat mengetahui jaringan apa saja
yang masuk ke dalam system operasi.
Referensi :
http://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jurasik/article/view/409/386
Komentar
Posting Komentar